I'll be here... I'll be waiting here... I'll be waiting for you... so, if you come here... you'll find me... I PROMISE

Sunday, September 26, 2010

5 Cacing Parasit Yang Paling Mengerikan Bila Beraksi Di Dalam Tubuh

Cacing adalah hewan melata yang bagi sebagian orang menjijikan, salah satu cacing yang sangat kita hindari adalah cacing parasit. Cacing parasit adalah beberapa jenis hewan dari kerajaan binatang lowlifes. Mereka makan dari makhluk yang di hinggapinya, mereka menguras energi dan gizi sementara menyebabkan berbagai penyakit mengerikan kepada inangnya. Mereka adalah pengisap yang bisa bersembunyi karena mereka dapat tidak terdeteksi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Mereka hanya ambil, ambil, dan ambil, sampai mereka menunjukkan diri [keluar dari tubuh].

Apakah mereka makhluk-makhluk menyeramkan untuk dilihat mata pada Anda!? Berikut 5 cacing parasit dan akibat terburuk yang ditimbulkannya.


1. Necator americanus & Ancylostoma duodenale


Cacing tambang parasit adalah cacing parasit [nematod]) yang hidup pada usus kecil inangnya, manusia. Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Necator americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Tiongkok, dan Indonesia, sementara A. duodenale lebih banyak di Timur Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan. Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing tambang.

Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk. Bentuk infektif dari cacing tersebut adalah bentuk filariform. Setelah cacing tersebut menetas dari telurnya, munculah larva rhabditiform yang kemudian akan berkembang menjadi larva filarifor. Vampir haus minuman ini begitu banyak menghisap darah merah mengakibatkan adanya risiko serius anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Ruam, mual dan diare adalah salah satu gejala yang terinfeksi oleh cacing tambang. Cacing ini mnginfeksi manusia dari kaki, jadi biasakanlah memakai sandal.

Infeksi yang di timbulkan :


Berikut penjelasannya :



GEJALA :

Ruam yang menonjol dan terasa gatal [ground itch] bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit.

Demam, batuk dan bunyi nafas bengek bisa terjadi akibat berpindahnya larva melalui paru-paru.

Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas.

Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus.

Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.

DIAGNOSA :

Jika timbul gejala, maka pada pemeriksaan tinja penderita akan ditemukan telur cacing tambang.

Jika dalam beberapa jam tinja dibiarkan dahulu, maka telur akan mengeram dan menetaskan larva.

PENGOBATAN :

Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat besi.
Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah.

Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 1-3 hari untuk membunuh cacing tambang.

Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.

2. Ascaris




Sepupu yang lebih besar dari cacing tambang [hookworm], Ascaris adalah cacing bulat berukuran raksasa yang dapat mencapai sepanjang 40 cm, sedikit lebih besar 1 cm. Faktanya, 25% persen dari penduduk dunia terinfeksi tentu saja tidak membuatnya lebih diterima di perut kita. Sakit, demam, dan berat infestasi dengan membunuh penyumbatan usus parah hingga 20.000 orang per tahun.



Larva ascaris sangat lah kecil dan dapat menembus kulit, namun biasanya ascaris ini masuk kedalam tubuh lewat makanan yang kotor, makanya jangan makan makanan yang kotor. Ascaris dapat bertelur sebnyak 100 ribu perhari, jadi bayangkan saja kalau kamu memasukkan satu saja cacing betina ini ke dalam tubuh dan bertelur.

DIAGNOSIS :

Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

PENGOBATAN :

Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat seperti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.

EPIDEMIOLOGI :

Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.

3. Guinea Worm [cacing guinea]


Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah Dracunculiasis. bentuk cacing ini panjang seperti spagethi bila sudah besar bahkan dapat mencapai 1 meter. Biasanya cacing ini masuk kedalam tubuh manusia dari air yang terkontaminasi oleh telur-telur cacing Guinea yang telah di makan oleh kutu air.

Penyakit ini kebanyakan terdapat di bgian afrika dengan keadaan kotor dan miskin serta pendidikan akan kebersihan yang minim.







PENCEGAHAN :

Belum didapatkan obat maupun antibodi/vaksin yang dapat mengalahkan penyakit ini, hanya ada pencegahan.

* Minumlah hanya air dari sumber bawah tanah yang bebas dari kontaminasi, seperti tangan-sumur galian atau sumur.

* Selalu filter air minum, menggunakan kain halus-mesh filter seperti nilon, untuk menghapus kandungan cacing Guinea Crustacea.

* Mencegah orang dengan cacing yang muncul dari guinea masuk kolam dan sumur yang digunakan untuk air minum.

* Pemberian obat pada sumber air yang membunuh copepods, seperti Abate, tanpa beresiko besar untuk manusia atau hewan liar lainnya.

* Masyarakat dapat diberikan sumber-sumber air minum yang aman atau disfungsional yang diperbaiki.

4. Cacing Pita [Tapeworm/Taenia]




Cacing pita ini sebenarnya memiliki 3 jenis berdasarkan tempat hidupnya yaitu:pada sapi, pada babi dan pada ikan. Besarnya sekitar 10 cm panjanga dewasa, parasit cacing pipih dapat tumbuh hingga lebih dari 12 cm di beberapa situasi. Bersenjata dengan pengisap kuat dan gigi, cacing ini hidup di saluran pencernaan manusia, ternak atau binatang lain dan terdapat dalam daging serta mengeliat dalam tubuh. Cacing ini sering ditemukan dalam daging babi.

Life cycle pada babi :



GEJALA :

Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala.
Infeksi yang berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam,
Bila infeksi sampai ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa terjadi kejang.

DIAGNOSA :

Pada infeksi cacing dewasa, telur bisa ditemukan disekeliling dubur atau di dalam tinja.
Proglotid atau kepala cacing harus ditemukan di dalam tinja dan diperiksa dengan mikroskop untuk membedakannya dari cacing pita lainnya.

Kista hidup di dalam jaringan (misalnya di otak) dan bisa dilihat dengan CT atau MRI.
Kadang-kadang kista bisa ditemukan pada pemeriksaan laboratorium dari jaringan yang diambil dari bintil di kulit.

Juga bisa dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap parasit.

PENGOBATAN :

Diberikan niklosamid atau prazikuantel per-oral [melalui mulut].

PENCEGAHAN :

Memasak daging sampai matang betul.

5. Cacing Filaria


Wuchereria bancrofti itulah nama latinnya.
Cacing filaria mempunyai inang perantara hewan Arthropoda, misalnya nyamuk, dan inang tetap yaitu manusia pada bagian pembuluh getah bening. Pada siang hari, larva berada di paru-paru atau di pembuluh darah besar. Pada malam hari, cacing pindah ke pembuluh arteri atas dan vena perifer di dekat kulit. Apabila cacing yang mati menyumbat pembuluh getah bening, maka menyebabkan pembengkakkan atau terjadinya penyakit kaki gajah [elephantiasis]. Mikrofilaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Culex.

life cycle :


Gejala klinis :

Gejala Filariais Akut dapat berupa :

* Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.

* Pembengkakan kelenjar getah bening [tanpa ada luka] didaerah lipatan paha, ketiak [lymphadenitis] yang tampak kemerahan, panas dan sakit.

* Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung [retrograde lymphangitis].

* Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.

* Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas [early lymphodema].

Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap [elephantiasis] pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar [elephantiasis skroti].

Diagnosis :

Bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat. Seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam darah ditemukan mikrofilaria. Seseorang yang sudah terinfeksi larva mikrofilaria selam 10-14 hari adalah mereka yang paling berisiko sebagai mesin penular penyakit kaki gajah. Mereka masih kelihatan normal dan tidak bergejala. Jadi satu-satunya cara untuk mencegah penularannya adalah memutus rantai penyebaran menggunakan obat. Ini akan lebih mudah ketimbang membunuh nyamuk pembawa larva itu yang jumlahnya sangat banyak.

Pada tahap awal, biasanya penderita akan mengalami demam berulang, ada benjolan yang terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak, dan teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak. Sedangkan pada tahap lanjut [kronis] akan terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita.

Pencegahan :

Pencegahan dapat dilakukan dengan:

* Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular.

* Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk.

* Membersihkan semak-semak disekitar rumah.

* Tidur menggunakan kelambu.

* Lubang angin [ventilasi] rumah ditutup kawat kasa halus.

* Memakai obat gosok anti nyamuk.

* Melakukan penyemprotan untuk membunuh nyamuk dewasa.

* Memeriksa diri ke puskesmas atau dokter bila tetangga atau keluarga terkena filariasis.





Source

1 comment:

Unknown said...

ngeri gan
but nice post...